the Golden Dinar News ::....:: 110 WNI di Miyagi Menunggu Dievakuasi ::..GD..:: Gempa disebabkan bertumbuknya lempeng tektonik Pasifik dan Amerika Utara::..GD..:: Beredar Info Lewat Internet, Ada Awan Beracun di Jepang ::..GD..:: Gawat! Industri Otomotif di Jepang Berhenti Beroperasi::..GD..:: Akbar: SBY Patut Jelaskan ke Publik Soal Tuduhan WikiLeaks ::..GD..:: Korban Tewas Tsunami Jepang Bisa Lebih 10 Ribu Jiwa::..GD..:: Soal WikiLeaks, Ada Pemasok Informasi dari Lingkaran Istana::..GD..:: ‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam ::..GD..:: Ginandjar: Indonesia Patut Belajar dan Bantu Jepang ::..GD..:: Terbitkan Kartun Tsunami, Media Malaysia Akhirnya Minta Maaf ::..GD..:: Rp 1 Triliun, Kerugian Banjir Bandang di Tangse ::..GD..::

The Golden Dinar

  • Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh......

    Meskipun seluruh tulisan dan analisa di web ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal, pasar komoditi dan pasar uang dlsb.; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di web ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber web ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.

    Semoga Allah SWT memudahkan langkah dalam mensyi'arkan Dinar-Dirham di Nusantara ini. Amiin.

Profil

Foto saya
Cilegon, Banten, Indonesia
The Golden Dinar : merupakan web support Gerai Dinar Indonesia. Kami membangun jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan kami adalah memasyarakatkan Dinnar-Dirham di Nusantara.

Dinar emas memiliki 3 fungsi : sebagai alat tukar, timbangan yang adil dan perlindungan nilai. Dinar emas untuk membangun ketahanan ekonomi dan memakmurkan umat tetapi tidak untuk ditimbun !

Jam Hari Kerja : 08.00 - 17.00 (BBWI) ; Senin - Jum'at (kecuali hari libur nasional).

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi kami di menu Kontak.

Teori Cycle-50 Untuk Memahami Sampai Dimana Harga Emas/Dinar Akan Turun...

Oleh Muhaimin Iqbal  
 
Ada teori yang unik yang dari waktu ke waktu ditemukan atau dikembangkan orang untuk memahami perilaku pasar, baik itu yang terkait dengan saham, komoditi maupun emas dlsb. Yang sudah pernah saya perkenalkan di situs ini antara lain adalah tentang Teori Fibonacci dan Teori Peluruhan. Kali ini saya akan perkenalkan teori baru yang saya sebut saja Cycle-50, yang saya harapkan berguna untuk memahami perilaku pasar terutama ketika harga lagi turun seperti yang sedang terjadi beberapa pekan terakhir.

Yang selalu menjadi pertanyaan orang ketika harga sedang terus menerus turun adalah sampai kemana penurunan harga ini nantinya ?. Maka saya ibaratkan orang berlari marathon, dari waktu kewaktu dia perlu istirahat sejenak untuk mengambil nafas atau minum – setelah itu dia akan melanjutkan perjalanannya kembali.

Mengambil nafas atau minumnya pasar adalah ketika para pelakunya merasa harga sudah ketinggian dan rame-rame mengambil aksi profit taking. Karena pelaku pasar adalah manusia, maka ketika sekumpulan manusia tersebut mengambil langkah yang mirip satu sama lain secara bersama-sama – maka yang terjadi adalah perilaku pasar yang juga mirip perilaku manusia.

Nah untuk menduga sampai dimana harga emas akan turun, kita bisa melihat dari statistik – berapa lama waktu yang diperlukan pasar untuk mengambil nafas atau minum tersebut. Alhamdulillah GeraiDinar memiliki statistik yang otomatis terbangun dari update harga real time yang tersaji setiap 6 jam di situs ini. Tanpa terasa pencatatan statistik secara otomatis ini sudah berjalan hampir tiga tahun – jadi kami memiliki catatan yang lumayan reliable untuk dibuat kajiannya.

Dari mengamati perilaku naik turunnya harga emas atau Dinar selama tiga tahun tersebut, ada pola yang dapat kami tangkap ketika harga emas lagi turun. Pola tersebut terjadi dalam rentang waktu yang mirip satu sama lain yaitu 50 hari-an, itulah sebabnya siklus ini saya sebut Cycle-50. Rentang waktu 50 hari tersebutlah nampaknya yang diperlukan untuk pasar mengambil nafas sebelum melanjutkan ke perjalanan berikutnya mengikuti trend utamanya.

Hasil dari kajian ini dapat dilihat pada grafik dibawah. Ada setidaknya 4 kejadian Cycle-50 yang kami deteksi dari statistik harga emas atau Dinar selama tiga tahun terakhir.


Cycle-50

Waktunya mirip satu sama lain yaitu 50 hari, tetapi tingkat penurunannya yang berbeda. Makin lama –makin mengecil penurunan ini. Ketika harga Dinar mencapai puncak tertinggi 21 Februari 2009 pada angka Rp 1,640,280 ; sekitar 50 hari kemudian tanggal 12 April pasar mengalami penurunan sampai ke angka Rp 1,424,160 atau mengalami penurunan sebesar 13 %.

Kejadian kedua adalah ketika Dinar mencapai angka Rp 1,587,710 tanggal 2 Desember 2009 , 50 hari kemudian tanggal 22 Januari 2010 , Dinar jatuh sampai angka Rp 1,420,470 atau turun sebesar 11 %. Kejadian ketiga dari angka Rp 1,594,370 (8 Juni 2010) turun ke angka Rp 1,440,670 (28 Juli 2010) atau turun 10 %.

Dan terakhir adalah dari angka tertinggi Rp 1,776,940 tanggal 7 Desember 2010 lalu , 50 hari kemudian tanggal 26 Januari 2011 kemarin turun ke angka Rp 1,690,590 atau mengalami penurunan sekitar 5 %.

Lantas mengapa angka persentase penurunan pada Cycle-50 tersebut makin mengecil dari waktu ke waktu ?. Dugaan saya, ini terkait dengan dorongan keatas yang lebih kuat daripada sebaliknya. Ketika pasar melihat trend utamanya harga emas seharusnya naik ( perhatikan trendline garis merah), maka pasar tidak akan menunggu harga jatuh terlalu jauh sebelum mulai rame-rame membeli kembali .

Bila teori ini benar dan dapat dipahami, insyaallah akan lebih mudah kita mengambil keputusan kapan sebaiknya mengamankan asset kita dengan emas atau Dinar ini. Meskipun dalam jangka panjang trend emas atau Dinar dipahami lebih condong naik, adalah manusiawi juga bila kita bersedih ketika dalam jangka pendek asset kita turun nilainya - nah pemahaman terhadap teori semacam Cycle-50 inilah yang dapat menjadi penghiburnya.

Teori saya ini bisa saja keliru tetapi nanti waktu yang akan membuktikannya. Saya akan sangat senang bila ada mahasiswa S-2 atau S-3 dari berbagai bidang yang tertarik mendalami dan mengembangkan lebih lanjut teori Cycle-50 ini, mudah-mudahan bermanfaat. Amin.

Inflasi : Proses Pengurangan Timbangan Secara Massal, Salah Siapa...?

Oleh Muhaimin Iqbal

Supaya ada rasa empati kita dengan sebagian penduduk negeri ini yang bekerja sebagai pekerja kasar, marilah kita bayangkan diri kita adalah mereka - setiap hari kita bekerja keras banting tulang untuk menghidupi anak istri. Sebagai buruh kasar , tahun 2006 kita mendapatkan upah rata-rata Rp 30,000/hari. Sebagian dari kita ada yang beruntung bekerja pada majikan yang usahanya berjalan baik sehingga mampu menaikkan upah 10% per tahun, maka upah mereka ini tahun 2010 lalu telah menjadi Rp 44,000/hari.

Sebagian yang lain bekerja dengan majikan yang usahanya pas-pasan - majikan ini hanya mampu menaikkan upah 5% per tahun – maka upah mereka menjadi Rp 36,500/hari. Sebagian yang lain lagi, majikannya hanya mampu untuk sekedar survive di tengah persaingan dan krisis ekonomi global – mereka tidak mampu menaikkan upah buruh – tetapi masih untung tidak mem-PHK-kan para buruhnya – maka untuk mereka ini upahnya tetap Rp 30,000/ hari hingga kini.

Baik yang bekerja di majikan yang usahanya maju, pas-pasan maupun yang sekedar survive – semuanya sama telah bekerja dengan sangat keras selama lima tahun dari 2006 – 2010 untuk tetap mendapatkan upahnya masing-masing. Sebagai buruh kasar dengan penghasilan antara Rp 30,000/hari s/d Rp 44,000/ hari tersebut – sebagian terbesar dari penghasilan ini habis untuk membeli bahan pangan untuk bertahan hidup sehari-hari.

Di sinilah masalahnya, meskipun mereka tetap terus dapat bekerja keras – dan majikan merekapun dengan kegigihannya mampu mempertahankan lapangan kerja yang ada – dari waktu ke waktu ketika upah hendak kita belikan bahan pangan beras misalnya – terus berkurang beras yang dapat kita bawa pulang untuk keluarga kita.

Dengan penghasilan Rp 30,000/hari tahun 2006 dapat untuk membeli beras sebanyak 9 kg – upah yang sama kini hanya cukup untuk membeli 6 kg beras. Yang penghasilannya naik 5% per tahun dengan upah Rp 36,500/ hari, kini hanya cukup untuk membeli 7 kg beras. Sedangkan yang naik 10 % per tahun dengan upah Rp 44,000 per hari kini hanya dapat untuk membeli beras 8 kg. Grafik dibawah menggambarkan nilai tukar upah tersebut diatas terhadap beras yang dihitung berdasarkan data inflasi kelompok bahan pangan dari Biro Pusat Statistik.


Upah Buruh Setara Beras...

Lantas siapa yang ‘mengurangi timbangan’ beras kita tersebut ? dengan kerja keras yang sama beras yang dapat kita beli kok terus berkurang dari waktu ke waktu ?. Inilah yang namanya inflasi, maka tugas para pemimpin dan otoritas keuangan dan moneter negeri ini antara lain adalah untuk menjaga agar inflasi serendah mungkin dan tidak boleh melebihi kenaikan daya beli masyarakat.

Inilah yang diingatkan oleh Ibnu Taimiyyah kepada pemimpin negeri di jamannya, “Jumlah fulus ( uang yang lebih rendah dari Dinar dan Dirham seperti tembaga) hanya boleh dicetak secara proporsional terhadap jumlah transaksi sedemikian rupa sehingga terjamin harga yang adil. Penguasa tidak boleh mencetak fulus berlebihan yang merugikan masyarakat karena rusaknya daya beli fulus yang sudah ada di tangan mereka”.

Kegagalan mempertahankan daya beli fulus atau uang kertas sekarang adalah kegagalan untuk menegakkan timbangan – terlihat dari semakin sedikitnya beras yang dapat ‘ditimbang’ dengan uang yang sama seperti dalam contoh tersebut diatas.

Tegaknya timbangan ini adalah bagian yang amat sangat penting dalam Islam yang muncul di beberapa ayat di Al-Quran. Bahkan Allah mencela orang-orang yang mengurangi timbangan tersebut. “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS 83 : 1-3).

Kalau mengurangi timbangan yang dilakukan oleh individu yang korbannya adalah individu yang lain saja sudah cukup bagi Allah untuk mendatangkan kecelakaan besar, lantas apa yang terjadi bila pengurangan timbangan ini terjadi secara sistematis dan massal – melalui penurunan daya beli mata uang – daya beli hasil kerja keras ratusan juta penduduk negeri ini ?. Mungkin inilah yang perlu jadi renungan para pemimpin negeri ini di eksekutif, legislative maupun yudikatif.

Kita perlu rame-rame mengkampanyekan tegaknya timbangan dalam arti luas, agar Allah tidak menimpakan kecelakaan besar bagi negeri ini. Semoga Allah memberi petunjuk jalanNya yang lurus bagi kita dan para pemimpin kita. Amin.

Kecerdasan Finansial Islami : Dimana Memutar Uang Anda Tahun 2011 Ini...?

Oleh Muhaimin Iqbal  

Saya mulai memperkenalkan istilah Kecerdasan Finansial Islami melalui tulisan saya tanggal 13 Januari 2011 lalu bersamaan dengan proses methamorphosa-nya situs ini – dari sekedar memperkenalkan Dinar dan Dirham – ke program yang lebih luas yaitu solusi ekonomi syariah dalam arti yang luas – mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran. Ada empat aspek garapan yang menjadi program kami yaitu aspek permodalan, aspek sumberdaya, aspek pasar dan aspek ketahanan ekonomi atau yukhsinun.

Aspek ketahanan ekonomi khususnya ketahanan nilai atau daya beli telah sangat banyak saya tulis mengenai seluk beluk Dinar di situs ini. Tentang pasar, juga konsepnya sudah saya perkenalkan melalui beberapa tulisan yang menyangkut project Medina Market. Tentang sumber daya, sudah mulai saya tulis dalam konteks Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin. Insyaallah tulisan-tulisan tersebut akan terus kami perdalam bersamaan dengan pengalaman implementasinya di lapangan.

Kali ini saya akan tulis tentang aspek modal, khususnya adalah modal yang kini ada di tangan Anda keputusan penggunaannya. Bila Anda termasuk sedikit warga negeri ini yang memiliki kelebihan uang tahun ini, dimana Anda akan memutarnya untuk manfaat yang maksimal ?. Berikut adalah pilihan-pilihannya yang saya sarikan dari sumber statistik lima tahun (2006-2010) dari Biro Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia , Bursa Efek Jakarta dan data internal GeraiDinar.Com sendiri. Perhatikan grafik dibawah untuk lebih memudahkan Anda memahami penjelasannya.


Pertama Anda harus tahu target hasil dari investasi Anda. Apa benchmark-nya untuk ini ?. Yang baku adalah angka inflasi !. Statistik lima tahun terakhir menunjukkan angka inflasi di negeri ini adalah 6.80 % untuk rata-rata inflasi umum, dan 12.00 % untuk rata-rata inflasi bahan pangan. Mana yang Anda pilih sebagai target ? tergantung dari tingkat penghasilan Anda.

Semakin rendah penghasilan seseorang, semakin banyak porsi dari penghasilannya yang digunakan untuk membeli bahan pangan. Jadi kalau penghasilan Anda tinggi dan porsi penghasilan Anda yang dipakai untuk membeli bahan pangan tidak dominan, maka target inflasi umum rata-rata yang 6.8% adalah cukup.

Bila target Anda adalah inflasi umum ini, maka tabungan di bank umum yang memberikan bunga rata-rata selama lima tahun terakhir 9.45% ; atau bagi hasil rata-rata bank syariah sebesar 7.19% adalah memadai dari sisi angka. Tetapi bunga dari bank umum saya tidak dapat rekomendasikan karena sudah di fatwakan keharamannya oleh fatwa MUI no 1 tahun 2004. Maka bila Anda comfortable dengan hasil tabungan bank, pilihannya ada di tabungan atau deposito mudharabah bank-bank syariah.

Bila porsi penghasilan Anda lebih banyak untuk membeli bahan pangan, maka benchmark yang Anda harus gunakan adalah inflasi rata-rata bahan pangan yang selama lima tahun terakhir berada di angka 12 %. Apa pilihannya untuk ini ?, bank baik yang umum maupun yang syariah keduanya tidak bisa memberikan hasil rata-rata yang melebihi inflasi rata-rata bahan pangan ini. Maka untuk mempertahankan daya beli Anda terhadap bahan pangan antara lain Anda dapat gunakan emas atau Dinar yang selama 5 tahun terakhir mengalami apresiasi rata-rata di angka 20.24% - jauh diatas inflasi rata-rata bahan pangan.

Tetapi untuk emas atau Dinar , saya sendiri tidak menyarankan Anda menyimpannya dalam jumlah banyak. Sekedar secukupnya untuk mempertahankan daya beli Anda pada kebutuhan pokok yang penting seperti membeli makanan, biaya kesehatan, biaya sekolah anak-anak, biaya hidup hari tua dan sejenisnya.

Lantas bagaimana kalau uang Anda lebih dari sekedar cukup untuk mempertahankan daya beli terhadap kebutuhan pokok ?, saya sangat menganjurkan Anda menekuni investasi bidang riil. Saya terus terang kesulitan untuk mencari hasil rata-rata sektor riil, tetapi kinerja bursa saham dapat sedikit merepresentasikan contoh kinerja sektor riil ini – meskipun harus dipahami bahwa fluktuasi harga saham di bursa juga sangat dipengaruhi hal-hal lain yang sebenarnya tidak terkait langsung dengan sektor riil.

Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lima tahun terakhir, appresiasi rata-ratanya mencapai angka 29.23 % dengan fluktuasi yang sangat tinggi. Pernah mencapai apresiasi 55% (2006) tetapi juga pernah anjlog ke minus 11% (2008). Sisi risiko inilah cerminan sektor riil yang bisa memberikan hasil yang luar biasa, tetapi risiko sebaliknya juga bisa terjadi !.

Lantas dengan uraian tersebut diatas, mana yang paling disarankan untuk pemula ?. mengkombinasikan dari ketiganya insyaAllah lebih aman untuk memulai. Sebagian uang Anda tetap di bank syariah untuk keperluan jangka pendek yang kurang dari satu tahun, sebagian di emas atau Dinar untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang dan sebagian juga untuk berlatih usaha langsung di sektor riil.

Aspek terakhir tersebut saya tekankan karena porsi yang diinvestasikan di sektor riil secara langsung inilah yang akan paling bermanfaat untuk Anda sendiri maupun masyarakat sekeliling Anda. Siapa tahu Anda bisa menjadi penabur kebahagiaan bagi masyarakat sekeiling Anda. Amin.

Forecast Harga Emas Dunia 2011-2012 Oleh Credit Suisse...

Oleh Muhaimin Iqbal

Dalam tulisan saya akhir Desember 2011 lalu dengan judul Estimasi Konservatif Harga Emas/Dinar 2011, saya membuat prakiraan harga emas akan berada di kisaran US$ 1,500/oz sampai US$ 1,600/oz pada akhir 2011 nanti. Belakangan saya tahu bahwa kurang lebih pada waktu yang bersamaan ada lembaga keuangan global – Credit Suisse – yang membuat prakiraan harga emas akhir 2011 dekat sekali dengan prakiraan konservatif saya tersebut. Dalam laporannya akhir tahun lalu, Credit Suisse membuat forecast harga emas dunia akhir 2011 berada di angka US$ 1,580/oz dengan average sepanjang tahun 2011 ini di kisaran angka US$ 1,490/oz atau akan mengalami kenaikan sekitar 21 % dari average 2010 yang berada di angka US$ 1,225/oz.

Lebih jauh lagi Credit Suisse juga membuat forecast untuk rata-rata tahun depan 2012 yang menurut mereka akan berada di kisaran angka US$ 1,720/oz atau mengalami kenaikan sekitar 20% lagi dari posisi rata-rata tahun 2011 ini. Sebagai lembaga keuangan global yang sering menjadi rujukan, tentu mereka punya dasar yang kuat untuk estimasinya tersebut. Berikut adalah dasar-dasar dari forecast mereka :

  • Kekawatiran dunia akan penurunan daya beli uang kertas (currency debasement) atau inflasi yang telah melambungkan harga emas dunia sepanjang 2010 tetap akan berlanjut di tahun 2011. Kondisi ini bahkan akan dianggap ‘normal’ dan berlanjut setidaknya sampai tahun berikutnya.

  • Bank-bank sentral dunia menjadi net buyer emas karena ditengah ketidak pastian ekonomi global, emas akan menjadi reserve asset yang memiliki kredibilitas paling kuat.

  • Satu-satunya institusi global yang menjual emas hanyalah IMF, namun rencana penjualan mereka sebesar 403.3 ton telah semuanya di realisir sampai akhir 2010 lalu.

  • Supply emas baru dari hasil tambang tidak banyak diharapkan bisa meningkat. Kondisi ini juga akan terus berlanjut paling tidak sampai beberapa tahun mendatang.

  • Permintaan emas untuk investasi swasta juga terus meningkat baik di belahan bumi barat maupun di timur khususnya India dan China. 

Gold Forecast by Credit Suisse

Walhasil dengan adanya lima faktor tersebut diataslah Credit Suisse beranggapan akan ada dorongan yang sangat kuat untuk naiknya harga emas dunia di tahun 2011 ini dan setidaknya berlanjut sampai tahun depan 2012.

Namun perlu diingat bahwa namanya juga forecast, meskipun yang membuat lembaga yang sangat competent sekalipun tetap saja bisa salah. Kemungkinan salah ini menjadi semakin besar manakala – ada kejadian yang berada diluar parameter dari dasar prakiraan tersebut. Wa Allahu A’lam.

Menghindar Dari Proses Pemiskinan Jabariyah, Bagaimana...?


Oleh Muhaimin Iqbal

Menurut Dr. Yusuf Qaradhawi ada dua jenis kemiskinan yaitu kemiskinan ikhtiariah dan kemiskinan jabariyah. Kemiskinan ikhtiariah adalah kemiskinan yang terkait dengan ikhtiar seseorang itu sendiri, ada yang mau bekerja keras untuk melawan kemiskinan sehingga bebas darinya dan ada pula yang malas bekerja sehingga kemiskinan menimpanya. Kemiskinan jabariyah lebih bersifat systematis, orang sudah bekerja sangat keras tetapi system yang membuatnya tetap miskin. Lantas masuk kategori yang mana kemiskinan yang melanda negeri ini ?, mari kita lihat faktanya.

Harian kompas pagi ini memuat hasil riset litbang mereka yang antara lain menyatakan bahwa 59.24% penduduk Indonesia tergolong miskin dengan pengeluaran per kapita kurang dari US$ 2 /hari; 29.93% tergolong menengah bawah dengan pengeluaran US$ 2 – US$ 4/hari. 9.7 % tergolong menengah dengan pengeluaran US$ 4 – US$ 10/hari. 0.96 % tergolong menengah atas dengan pengeluaran US$ 10- US$ 20/hari. Dan sisanya 0.17% tergolong masyarakat kelompok atas yang berpengeluaran diatas US$ 20/hari.

Saya ambil saja batas yang berpengeluaran US$ 4/hari atau US$ 1,460/tahun atau setara dengan Rp 13.4 juta /tahun. Angka-angka ini bila dikonversikan dengan Dinar menjadi sekitar 7.9 Dinar per tahun atau mendekati 40% dari nishab zakat yang 20 Dinar.

Jadi bila kita padukan riset-nya litbang Kompas tersebut dengan standar nishab zakat, maka ada 89.17% penduduk negeri ini yang berpengeluaran sama dengan atau kurang dari US$ 4/hari. 89.17% penduduk ini dari kacamata standar kemiskinan menurut Islam kategorinya jelas miskin karena pengeluarannya (kemampuannya untuk membeli barang kebutuhan) kurang dari 40% dari nishab zakat. 89.17% dari 237 juta penduduk Indonesia adalah 211 juta orang – inilah yang masuk kategori miskin berdasarkan standar nishab zakat yang baku sepanjang zaman !.

Menggunakan nishab zakat sebagai tolok ukur pembeda si kaya dan si miskin ini selain akurat juga stabil sepanjang zaman sehingga angkanya tidak pernah perlu diubah. Bayangkan yang menggunakan standar US$ yang dari waktu kewaktu perlu terus di adjust, demikian pula standar Rupiah dan mata uang kertas lainnya.

Bila yang masuk kategori miskin adalah 211 juta orang atau 89.17% dari penduduk; mungkinkan ini karena faktor ikhtiariayah ? 211 juta orang males atau tidak mampu bekerja dengan baik ?. Saya yakin sekali bukan ini penyebabnya. Bisa saja ada sedikit orang yang memang miskin ikhtiariyah – tetapi mayoritasnya pasti karena kemiskinan jabariyah.

Jabariyah dari kata “jabara” yang artinya memaksa; kemiskinan jabariyah adalah kemiskinan yang timbul karena lingkungan atau system yang memaksa orang menjadi miskin. System seperti apakah yang ‘memaksa’ orang menjadi miskin ini ?. Berikut adalah beberapa contoh diantaranya.

System keuangan yang membuat sebagian besar masyarakat pekerja menabung dalam berbagai bentuknya seperti tabungan, deposito, asuransi, dana pensiun dlsb. yang memberikan ilusi nilai. Seolah hasil jerih payah para pekerja tersebut tersimpan untuk berbagai kebutuhan yang akan datang, tetapi ternyata inflasi menggerogotinya lebih cepat dari bertambahnya nilai.

Penelantaran sumber-sumber daya alam kita karena banyak yang lebih suka menguasainya daripada memakmurkannya. Dikala ratusan ribu tenaga kerja kita bekerja sebagai buruh kasar di tanah-tanah perkebunan negeri jiran, puluhan perkebunan di daerah jawa barat – yang hanya beberapa jam dari Jakarta – terlantar tidak terolah.

System pasar yang membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin bertambah miskin karena tidak memiliki akses pasar. Pak haji dan bu haji yang biasa membuka warung berjualan untuk masyarakat sekitarnya – kini menjadi terlalu berat untuk hanya bisa sekedar bertahan. Bahkan sampai ke pelosok-pelosok perkampunan hanya ada dua nama besar jaringan retail yang begitu eksis – yang seolah membuat perdagangan retail rakyat kecil tidak berdaya melawannya.

Dan berbagai system lain yang telah membuat rakyat kebanyakan pemilik seekor kambing kalah berdebat dengan pemilik 99 ekor kambing – dan harus menyerahkan satu-satunya kambing yang dimilikinya.

Lantas apakah kita akan menyerah dengan system yang memiskinkan ini ?, InsyaAllah tidak. Al-Qur’an memberi kita solusi hijrah ketika menghadapi situasi seperti ini.

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". (QS 4 :97).

Jadi solusinya adalah berhijrah; namun dalam menghadapi kapitalisme yang menindas dewasa ini kita tidak bisa berhijrah dalam arti pindah dari satu negeri ke negeri lain; karena kapitalisme ini menindas di hampir seluruh negara di dunia. Bahkan di negara-negara adidaya-pun rakyatnya tertindas oleh kapitalisme, lebih dari itu kapitalisme juga membuat bangkrut negara penganut kapitalisme itu sendiri seperti cerita Erisychthon dari Mythologi yunani kuno.

Karena yang menindas dan memiskinkan kita adalah system kapitalisme, bukan negara dan bukan pejabat – maka hijrahnya kita adalah meninggalkan system yang memiskinkan ini. Bisakah kita melakukan ini ?, insyaAllah ‘kudubisa’!, tulisan saya tanggal 11 januari 2011 adalah salah satu saja dari sekian banyak cara berhijrah secara systemic itu. InsyaAllah.

Orang Yang Berhutang Seribu Dinar

Ini adalah kisah dua orang laki-laki dari kalangan hartawan. Keduanya tinggal di sebuah kota di pesisir pantai. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pedagang. Salah satu dari keduanya terpaksa meminjam seribu dinar dari yang lain. Pemilik uang memberinya seribu dinar hutang tanpa saksi dan tanpa penjamin, karena merasa cukup dengan kesaksian dan jaminan Allah. Penghutang pergi membawa uang itu menyeberangi laut demi tuntutan profesi, yaitu perniagaan. 

Ketika waktu pengembalian sudah dekat, dia tidak menemukan perahu yang mengantarkannya ke kotanya, lalu dia mengambil kayu dan melubanginya. Uang itu diletakkan di lubang itu. Setelah ditutup rapi, kayu itu dilemparkan ke laut dengan diiringi doa agar Allah menyampaikannya kepada pemiliknya. Allah mengabulkan doanya dan mewujudkan harapannya.

Teks Hadis

Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau menyebutkan seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang meminta hutang seribu dinar kepada laki-laki lain yang juga dari Bani Israil. Pemilik uang berkata, "Datangkan saksi-saksi kepadaku agar mereka menyaksikannya." Laki-laki itu menjawab, "Cukuplah Allah sebagai saksi." Pemilik uang berkata, "Datangkanlah seorang penjamin." Laki-laki itu berkata, "Cukuplah Allah sebagai Penjamin." Pemilik uang berkata, "Kamu benar."

Lalu pemilik uang memberikan kepadanya untuk jangka waktu tertentu. Penghutang ini pun menyeberangi lautan dan menunaikan kepentingannya, kemudian dia mencari perahu yang memulangkannya karena tempo hutang telah hampir habis. Dia tidak mendapatkan perahu, maka dia mengambil sebatang kayu dan melubanginya. Dia memasukkan seribu dinar ke dalamnya dan sepucuk surat kepada temannya, kemudian dia menutupnya dengan kuat dan membawanya ke laut.

Dia berkata, "Ya Allah sungguh Engkau mengetahui aku berhutang kepada fulan seribu dinar. Dia meminta seorang penjamin kepadaku, lalu aku menjawabnya, 'Cukuplah Alah sebagai Penjamin.' Dia rela dengan-Mu. Dia meminta seorang saksi kepadaku, maka aku menjawabnya, 'Cukuplah Allah sebagai saksi.' Lalu dia rela dengan-Mu. Dan aku telah berusaha mendapatkan perahu untuk memberikan haknya, tetapi aku tidak mendapatkannya. Dan sekarang aku menitipkannya kepada-Mu."

Lalu dia melemparkannya ke laut hingga ia masuk ke dalamnya, lalu dia kembali. Dalam kondisi tersebut dia terus mencari perahu agar bisa pulang ke kotanya. Lalu pemilik uang keluar melihat-lihat, mungkin ada sebuah perahu yang datang membawa uangnya. Dia pun menemukan kayu yang berisi uang tersebut. Dia mengambilnya sebagai kayu bakar untuk keluarganya. Manakala dia menggergaji kayu itu, dia menemukan uangnya dan sepucuk surat.

Selanjutnya, laki-laki yang berhutang itu pulang dengan membawa seribu dinar. Dia berkata kepada pemilik uang, "Aku terus berusaha mencari perahu agar bisa membawa uangmu, tetapi aku tidak mendapatkannya sehingga aku datang kepadamu sekarang ini." Pemilik uang bertanya, "Apakah kamu mengirim sesuatu kepadaku?" Dia menjawab. "Aku katakan kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan perahu sebelum aku datang sekarang ini." Pemilik uang berkata, "Sesungguhnya Allah telah menunaikannya untukmu melalui apa yang kamu kirim di kayu itu. Sekarang, ambillah seribu dinarmu ini dengan baik."
Takhrij Hadis

Riwayat ini diriwayatkan oleh Bukhori dalam Shahihnya secara lengkap dengan lafadz yang aku sebutkan dalam Kitabul Kafalah, bab kafalah dan hutang, 4/469, no.2291.

Bukhari meriwayatkannya secara singkat di beberapa tempat dalam shahihnya. Dalam Kitab Zakat, bab apa yang dihasilkan dari laut, 3/362, no.1498. Dalam Kitabul Buyu', bab berdagang di laut, 4/299, no.2063.

Bukhari meriwayatkannya dalam Kitabul Istiqradh, bab jika memberinya hutang untuk tempo tertentu, 5/66, no.2404. Dalam Kitabul Luqathah, bab jika menemukan kayu atau cemeti di laut, 5/85, no.2430.

Bukhari meriwayatkannya dalam Kitabusy Syurut, bab syarat dalam hutang, 5/352, no. 2734, Dalam Kitabul Isti'dzan, bab dengan siapa penulisan di mulai,11/48, no.6261.

Hadis diriwayatkan secara muallaq oleh Bukhari di seluruh riwayat dalam Shahihnya kecuali di Kitabul Buyu', 4/299. Di bagian akhirnya dia menyambungnya dengan berkata, "Abdullah bin Shalih menyampaikan kepadaku. Al-Laits menyampaikannya kepadaku."

Ibnu Hajar menyebutkan orang-orang yang meriwayatkannya secara maushul dalam Ash-Shahih, dan lainnya dalam kitab-kitab Sunan. (Fathul Bari(3/363, 4/470)).
Penjelasan Hadis

Di dalam hadis ini Rasulullah menyampaikan kepada kita tentang seorang laki-laki dari kalangan Bani Israil yang memerlukan modal untuk berdagang. Dia menemui salah seorang pemilik harta yang dikenal biasa memberi hutang kepada orang-orang. Dia meminta hutang dalam jumlah yang besar, seribu dinar. Pemilik uang meminta agar dia menghadirkan saksi-saksi atas hutang yang akan dibayarkan kepadanya. Laki-laki ini menjawab, "Cukuplah Allah sebagai saksi." Lalu pemilik uang memintanya agar menghadirkan penjamin yang bertanggung jawab jika dia tidak mampu membayar. Penghutang menjawab, "Cukuplah Allah sebagai Penjamin."

Pemilik uang ini adalah laki-laki shalih. Dia tidak membantah penghutang manakala dia mengucapkan apa yang diucapkannya. Dia menjawab, "Kamu benar." Lalu dia memberikan uang yang dia minta tanpa saksi dan penjamin. Dia ridha dengan kesaksian dan jaminan Allah. Keduanya pun sepakat tentang waktu pembayaran.

Penghutang pergi membawa uang itu. Ia naik perahu dan menuanaikan keperluannya. Mnakala tempo pembayaran hamper tiba, dia tidak mendapatkan perahu yang bisa membawanya pulang. Dia sangat sedih ketika mengingkari janji yang telah dia sepakati sendiri. Bagaimana tidak, sedangkan dia telah menjadikan Tuhanya sebagai saksi dan mengangkat-Nya sebagai penjamin. Dia telah berjanji untuk melunasi.

Akalnya menemukan cara untuk mengirim uang itu kepada pemiliknya. Uang itu dimasukkan di sebuah kayu setelah dilubanginya dan diiringi sepucuk surat yang menjelaskan keadaan sebenarnya yang menghalanginya untuk datang, kemudian dia menutup lubang kayu itu dengan rapat dan melemparkannya ke laut. Dia tidak lupa menitipkannya kepada Rabbnya.

Pada waktu itu belum tersedia sarana-sarana transfer melalui teleks atau faks atau telepon yang hanya memerlukan hari atau jam. Mobil dan pesawat juga belum ada. Tidak ada sarana yang memadai pada waktu itu, maka dia mengirim uang itu dengan cara yang unik dan aneh.

Laki-laki itu bukanlah orang bodoh dan tolol. Dia hanya melakukan apa yang dia mampu lakukan dan menyerahkan urusannya kepada AlTuhannya. Dia menghadap kepada Allah dengan benar agar menyampaikan uang itu kepada pemiliknya. Dia menyadari Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Kamu bisa melihat keyakinan, iman dan tawakal kepada Allah melalui doa yang dia panjatkan kepada Allah ketika dia melempar kayu yang berisi uang itu ke laut. "Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku berhutang seribu dinar kepda fulan, dia meminta penjamin kepadaku, lalu akku jawab, 'Cukuplah Allah sebagai Penjamin'. Dan dia rela dengan-Mu. Lalu dia memintaku seorang saksi dan aku berkata, 'Cukuplah Allah sebagai Saksi'. Dia pun ridha kepada-Mu. Sesungguhnya aku telah berusaha mencari perahu untuk mengirim haknya, tetapi aku tidak mendapatkan, dan aku menitipkannya kepada-Mu."

Dan tanpa ragu Allah menjaga kayu yang berisi uang ini. Dialah yang mengarahkan ombak-ombak lautan agar melemparkan kayu itu kearah kota di mana pemiliknya berada. Allah pula yang menggerakkan keinginan pemilik uang agar pergi ke pantai pada hari itu, waktu ketika kayu itu tiba di pantai. Allah lah yang memunculkan keinginan orang ini untuk memungutnya dan memerintahkan keluarganya agar membelahnya sesampainya dia di rumah. Jika satu dari kemungkinan-kemungkinan di atas tidak ada, maka kayu itu tidak akan sampai pada laki-laki si pemilik uang. Mungkin saja kayu itu tengelam di dasar lautan, lebih-lebih berisi uang yang tidak sedikit. Kayu dalam kondisi seperti itu biasanya tenggelam dan tidak mengambang di permukaan air. Mungkin saja kayu itu diambil oleh perahu yang lewat di tempat tersebut. Mungkin saja ombak melemparkannya ke daratan lain yang jauh dari kota pemilik uang. Seandainya laki-laki itu sama sekali tidak keluar ke pantai atau dia pergi ke sana sesaat sebelum atau sesudah kayu itu sampai, jika satu dari kemungkinan ini terjadi, maka kayu itu tidak akan sampai kepadanya.

Dialah Allah. Dialah yang menjaganya, yang menggerakkan ombak dan menentukan waktu tiba kayu itu di hari ketika pemilik harta keluar pantai. Hari itu adalah hari pembayaran hutang yang telah disepakati.

Ketika peluang terbuka bagi laki-laki penghutang, dia pun langsung pulang menemui pemilik harta dengan membawa seribu dinar yang lain, karena khawatir uang yang dikirimkannya tidak sampai kepadanya. Dia datang menjelaskan alasannya dan menerangkan sebab ketidak hadirannya pada waktu yang telah disepakati. Dia menyampaikan apa yang membahahagiakan dirinya dan menenagkan jiwanya. Dia bersyukur kepada Allah atas karunia dan nikmat-Nya. Pemilik uang itu memberitakan apa yang dia beritakan. Di luar dugaan, uang itu telah sampai kepadanya. Ombak telah membawanya dan tiba tepat pada waktu pembayaran yang telah disepakati. Semua itu adalah berkat rahmat Allah, penjagaan dan pengaturan-Nya.
Pelajaran-Pelajaran Dan Faedah-Faedah Hadis

1. Terdapat orang-orang shalih yang bertaqwa dan takut kepada Allah semasa umat-umat terdahulu. Orang yang pertama memberi hutang kepda orang-orang dengan berharap pahala. Dia rela terhadap jaminan dan kesaksian Allah ketika dia menyerahkan uang itu kepada orang kedua. Orang kedua menitipkan uang itu kepada Allah agar menyampaikannya kepada pemiliknya. Dia melemparkannya ke laut di dalam perut kayu itu.

2. Dibolehkannya berhutang dan memberi hutang. Hal ini ditunjukkan oleh banyak dalil dari Al-Quran dan Hadis.

3. Anjuran meneggakkan kesaksian dan jaminan dalam urusan hutang. Masalah ini termasuk yang ditetapkan oleh syariat kita. Dan para ulama berbeda pendapat tentang wajib-tidaknya mendatangkan saksi. Allah telah memerintahkan agar menguatkan hutang dengan tulisan, sebagaimana Dia memerintahkan agar ada kesaksian.

4. Pengaruh tawakal kepada Allah dalam mewujudkan keinginan. Laki-laki ini membuang kayu ke laut dengan bertawakkalkepada Allah agar menyampaikannya kepada pemiliknya. Maka ia sampai di tangan pemiliknya dengan kodrat Allah.

5. Kewajiban melunasi hutang manakala waktu pembayaran telah tiba, dan angan mengulur-ngulur pembayaran.

6. Boleh naik perahu dan pergi untuk berniaga

7. Anjuran berniaga. Orang-orang telah melakukannya sejak dulu kala, yakni anjuran berhutang untuk berdagang jika dia yakin ampu melunasi.

8. Dibolehkannya memungut sesuatu yang harganya murah, seperti kayu dan cemeti, dan memanfaatkannya tanpa mengumumkan. Adapun sesuatu yang tidak berharga seperti biji kurma atau barang-barang bekas rumah yang telah dibuang, maka semua itu boleh diambil tanpa ada perselisihan. (Silahkan merujuk masalah ini di Fathul Bari, 5/85).

Dalam Hadis shahih disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menemukan sebiji kurma. Beliau tidak memakannya, karena takut itu termasuk kurma sedekah. (Shahih Bukhori,5/86,no.2431-2432).

Sumber: diadaptasi dari DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Shahih Qashashin Nabawi, atau Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa, terj. Izzudin Karimi, Lc. (Pustaka Yassir, 2008), hlm. 291-297.

Kecerdasan Financial Islami : Bukan Pindah Kwadran Tetapi Merubuhkan Tembok Kwadran...

Oleh Muhaimin Iqbal  
 
Pekan lalu ketika saya menulis tentang Food For All saya menyajikan data inflasi di negeri ini selama lima tahun terakhir dari BPS. Di situ antara lain saya ungkapkan bahwa rata-rata inflasi umum di Indonesia lima tahun terakhir adalah 6.8% per tahun, sedangkan inflasi bahan pangan rata-ratanya adalah 12 %/tahun pada periode yang sama. Sekarang bagi Anda yang masih ‘beruntung’ memiliki tabungan atau deposito selama lima tahun terakhir, tengoklah dan perhatikan baik baik – apakah hasil bersih di tabungan Anda bisa mengalahkan angka-angka inflasi tersebut diatas ?.

Kecil kemungkinannya hasil bersih tabungan atau deposito Anda bisa mengalahkan inflasi umum, dan menjadi lebih tidak mungkin lagi bisa mengalahkan inflasi bahan pangan yang hampir dua kalinya inflasi umum !. Inilah sebabnya mengapa hanya dengan menabung orang tidak akan menjadi tambah makmur, karena angka uang mereka bertambah tetapi daya belinya terus menurun.

Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, para penabung di Amerika yang gurunya kapitalisme dunia – juga mengalami penderitaan yang sama. Bila menggunakan data resmi inflasi menurut pemerintah mereka, rata-rata inflasi negeri itu selama 40 tahun terakhir adalah sekitar 4%. Rata-rata deposit berdasarkan data dari Federal Reserve-nya adalah 6% - maka rata-rata penabung untung 2 % ?. Ternyata tidak, karena data inflasi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah mereka – diragukan oleh warganya sendiri sehingga munculah Shadow Government Statistic yang mengungkapkan inflasi yang jauh lebih tinggi dari data resmi.

Kalau keakuratan data Shadow Government Statistic juga diragukan, maka saya gunakan data yang lebih sahih yaitu harga emas dalam mata uang negeri itu selama periode yang sama seperti pada grafik dibawah. Hasilnya ternyata rata-rata appresiasi harga emas dalam US$ selama 40 tahun terakhir adalah sekitar 12% !. Mengapa appresiasi harga emas dalam jangka panjang ini jauh lebih akurat untuk mencerminkan infasi yang sesungguhnya ? karena ada bukti sahih yang yakini kebenarannya yaitu satu Dinar emas (4.25 gram) terbukti daya beli-nya stabil setara dengan seekor kambing kwalitas baik sepanjang zaman !.


 source : Kitco, The Fed

Artinya adalah rata-rata penabung di Amerika selama 40 tahun terakhir hanya mendapatkan separuh dari inflasi yang sesungguhnya – atau rata-rata penduduk negeri itu menjadi bertambah miskin dari waktu ke waktu. Lebih sadis lagi adalah statistik 10 tahun terakhir yang menunjukkan rata-rata penabung negeri itu mendapatkan hasil 3 % sedangkan rata-rata inflasi yang sesungguhnya berdasarkan harga emas adalah 16 % untuk periode yang sama – itulah mengapa warga negeri itu kini menjerit dengan proses pemiskinan yang luar biasa cepatnya !.

Lho tetapi kan ada Bill Gates, Warren Buffet, Michael Dell, Donald Trump dlsb yaitu deretan orang-orang terkaya dunia yang notabene adalah warga negara Amerika Serikat ?. Betul sekali !. System keuangan kapitalis ribawi ini membuat segelintir orang menjadi sangat kaya dan mayoritas orang menjadi miskin. Itulah sebabnya ada survey ‘tidak resmi’ PBB yang mengungkapkan bahwa 2% penduduk dunia menguasai 50% kekayaan Dunia, sedangkan 50% warga dunia berebut 1 % kekayaan dunia.

Sistem financial ribawi seperti telah membuat tembok besar, di satu sisi adalah 98% penduduk dunia yang dari waktu ke waktu bertambah miskin. Mereka bekerja dengan keras tetapi hasil kerjanya seperti mereka bawa dengan ember bocor – yang tidak pernah sampai tujuan – ketika diperlukan. Di sisi tembok yang lain ada segelintir orang yang pandai menggunakan uang yang dikumpulkan oleh 98% penduduk tersebut – yaitu uang bank – untuk memutar usahanya sehingga mereka terus bertambah kaya.

Tembok-tembok tersebut oleh Robert Kiyosaki digambarkannya sebagai kwadran, Anda harus bisa pindah kwadran menjadi entrepreneur atau bahkan investor – agar Anda tidak termiskinkan oleh system kapitalisme global. Pemikiran Robert Kiyosaki dalam berbagai bukunya yang selalu best seller ini memukau jutaan orang di dunia yag mendadak rame-rame pingin pindah kwadran.

Dahulu pemikiran ini juga memukau saya sehingga saya juga berusaha sekuat tenaga untuk pindah kwadran. Sekarang-pun saya tetap membaca buku-bukunya untuk menyelami pemikiran para kapitalis ini, namun segera saya menyadari adanya ketidak sesuaian dengan syariat di agama ini.

Selain investasi-investasi yang dimaksud oleh Robert Kiyosaki penuh dengan unsur ribanya, ada yang lebih mendasar dari itu. Robert Kiyosaki mengajari kita untuk bisa kaya sendirian tetapi tidak pernah mengajak kita untuk memakmurkan sesama. Islam mengajarkan kita untuk makmur bersama-sama, bahkan tidak dikatakan beriman bila kita kenyang sendirian sedangkan tetangga kita pada kelaparan.

Tugas kita bukan untuk pindah kwadran menembus tembok yang satu pindah ke sisi tembok yang lain; tetapi tugas kita adalah merubuhkan tembok-tembok penyekat kwadran-kwadran tersebut. Dengan apa tembok penyekat ini akan runtuh ?. Dengan membuka akses terhadap kapital bagi siapa saja, akses pengetahuan dan yang sangat urgent di negeri ini adalah akses pasar.

Bayangkan bila di sekitar kita ada suatu pasar, dimana kita dan istri-istri kita bisa leluasa berjualan karya kita semua – dan semua orang bisa melakukan hal yang sama; maka tidak ada lagi mayoritas kelas pekerja – kelas 98% penduduk – karena kita semua mempunyai peluang yang sama untuk menjadi pengusaha.

Jadi kini kita memiliki misi yang lebih mulia dari sekedar pindah kwadran untuk diri kita, tetapi kita ingin menghilangkan tembok-tembok pembatas kwadran tersebut agar kemakmuran bisa lebih merata. Bila ini bisa kita lakukan – maka inilah kecerdasan yang sesungguhnya – kecerdasan yang memakmurkan umat bukan hanya diri sendiri. InsyaAllah.

Semangat ‘KuduBisa’ Untuk Menghadirkan Kemakmuran…

Oleh Muhaimin Iqbal

Sepanjang Desember 2010 lalu ada fenomena yang luar biasa di negeri ini yaitu fenomena demam sepakbola yang melanda jutaan penggemarnya, dari rakyat jelata sampai presiden. Deman yang satu ini menjadi demam yang membuat ‘penderita’nya rela berhari-hari tidur dan makan seadanya di Jakarta – meninggalkan keluarga yang jauh di kampung – demi untuk mendukung dan menyaksikan langsung team kebanggaannya bertanding di medan laga. Demam ini juga menyita begitu banyak perhatian para pemimpin negeri, sehingga mereka rela sementara meninggalkan urusan rutin yang lainnya – yang tentu saja tidak kalah pentingnya – demi untuk memberi semangat para pejuang lapangan hijau.

Saya hanya ingin mengambil positifnya saja, yaitu suatu pelajaran bahwa bila ada alasan yang tepat - jutaan rakyat negeri ini bisa digerakkan untuk sesuatu tujuan yang positif. Ketika team nasional kita berlaga, tidak ada lagi dinding partai, agama, suku dan tingkatan sosial – semuanya berdoa dengan keyakinannya masing-masing dan memberi dukungan agar kita bisa jadi juara.

Lantas bisakah kita menggunakan kekuatan yang sama untuk tujuan yang lebih mulia lagi misalnya untuk mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran ?. Seharusnya bisa, bila kita temukan alasannya yang tepat pula.

Maka dalam skala mikro, mulai dari lingkungan dimana kita berada – baik fisik maupun virtual – kita ingin mulai menularkan bentuk ‘demam’ yang lain – yang awalnya tentu tidak sebesar demam sepak bola tersebut diatas, namun siapa tahu – bila Allah berkehendak menggerakkan hati-hati kita semua – bisa saja ini menjadi gerakan massal yang sangat besar nantinya.

Virus demam yang ingin kita tularkan ini adalah semangat ‘KuduBisa’. Awalnya kita arahkan untuk tiga hal tersebut diatas yaitu kita ‘KuduBisa’ mencegah kelaparan, ‘KuduBisa’ mengatasi kemiskinan dan tentu saja ‘KuduBisa’ membangun kemakmuran. Setelah tiga hal tersebut bisa kita solve dengan semangat ‘KuduBisa’ ini ; insyaallah kelak berbagai masalah dan tantangan lain yang ada di masyarakat juga ‘KuduBisa’ diatasi.

Seperti apa implementasinya di lapangan ?, saya ambilkan contoh aplikasinya di GeraiDinar. Misi awal GeraiDinar yang sudah kita perkaya dengan misi yang lebih luas dengan semangat ‘KuduBisa’ tersebut dapat dilihat di diagram dibawah .
  
 
Misi Kudu Bisa
Untuk mencegah problem kelaparan terus berulang menimbulkan korban, kami sedang mengundang dream team pilihan untuk bisa membuatkan solusi berbasis web 2.0 yang insyaallah akan memungkinkan teridentifikasi dan terverifikasinya dengan akurat problem kelaparan di masyarakat, sekaligus juga terbangun jaringan sumber-sumber pendanaannya.

Untuk mengatasi kemiskinan sekaligus membangun kemakmuran, ada program kami yang sudah mulai berjalan seperti Pesantren Wirausaha Daarul Muttaqiin yang sudah mulai menghasilkan beberapa usaha. Akses terhadap capital juga sudah mulai terbangun melalui program Mudharabah Muqayyadah dan private equity. Saat ini kami juga sedang menjajagi kerjasama dengan beberapa BMT lain dan juga bank syariah untuk mengembangkan program pembiayaan micro berbasis Dinar yang nantinya kita sebut MicroDinar.

Untuk mempercepat tumbuhnya usaha-usaha lain dari sumber-sumber pembiayaan lain, sehingga juga cepat tercipta lapangan kerja-lapangan kerja yang baru – saat ini sudah ada dream team yang lain yang sedang menyiapkan BursaIde untuk kami. Situs yang kami tergetkan menjadi idea management centre ini, insyaallah akan menjadi ideagoras kita di negeri ini – tempat bertemunya ide-ide brilliant dengan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikannya.

Satu hal lagi yang secara konsep sudah kami matangkan adalah Medina Market, yaitu akses pasar yang menjadi hak semua orang dan tuas pengungkit yang sangat vital dalam menumbuh kembangkan kemakmuran. Saat ini project Medina Market tersebut sedang dalam proses pemilihan lokasi yang pas untuk modelnya. Target kami model pertama Medina Market insyaAllah ‘KuduBisa’ direalisir tahun ini juga.

Lantas dimana posisi GeraiDinar diantara misi yang menjadi sangat luas tersebut ?. GeraiDinar tetap dalam posisinya yang semula, yaitu menyediakan instrumen investasi dan proteksi nilai – agar semua jerih payah kita tersebut diatas – tidak habis ditengah jalan karena tidak lagi dibawa dalam ember bocor yang namanya inflasi.

Dalam Islam kita tidak dianjurkan untuk berangan-angan; bahkan Allah sangat benci bila kita hanya bicara tetapi tidak berbuat. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS 61 : 2-3). Maka semua yang kita katakan dan rencanakan tersebut diatas juga ‘KuduBisa’ kita laksanakan.

Salah satu bentuk apa yang sudah kita mulai laksanakan dalam penciptaan lapangan kerja misalnya adalah gambar dibawah. Mungkin Anda menyangka ini adalah gambar hanggar pesawat ?. Bukan, ini hanyalah kandang kambing teknologi tinggi berbasis composites yang sudah mulai di install di pesantren dan peternakan JonggolFarm. Gagasan untuk project tersebut kami muat pula di situs ini sekitar 6 bulan lalu dengan judul Problem Solving Par Excellence…


 Proses Instalasi Kandang Composites

Maka kami sangat ingin berbagi semangat ‘KuduBisa’ ini dengan para pembaca, karena kalau wabah ‘KuduBisa’ ini bisa menyebar – seberat apapun tantangan yang dihadapi bangsa dan umat ini – insyaAllah ‘KuduBisa’ pula diatasi. Amin.

6 Irreversible Trends : Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$...


Oleh Muhaimin Iqbal

Bagi para pembaca yang sempat lemas dengan turunnya harga emas dan Dinar secara drastis sepanjang pekan lalu, tulisan ini barangkali bisa menjadi pengobatnya disamping tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bijak berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas...”. 

Tulisan ini saya sarikan dari ceramahnya Nick Barisheff - CEO and president of Bullion Management Group Inc.- pada acara seminar Investment Outlook 2011 di Montreal – Canada Jum’at pekan lalu. Menurut Nick ini ada setidaknya enam trend yang akan mendorong harga emas ke atas tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

Trend-trend yang oleh Nick dkategorikan sebagai Irreversible – yang tidak berubah atau tidak berbalik arah – paling tidak sejauh mata dia memandang ini, adalah sebagai berikut :

1) Central Bank Buying

Pendorong harga emas tahun 2010 antara lain adalah membengkaknya belanja emas yang dilakukan oleh beberapa bank central besar seperti Rusia, China dan India. Cadangan emas Rusia di kwartal ke 3 tahun 2010 saja naik 7 % menjadi 756 ton. China mengimpor hampir 210 ton emas di bulan Desember 2010, sedangkan India pembelian emas oleh bank central-nya plus pembelian swasta di duga mencapai 750 ton sepanjang tahun lalu.

Trend ini akan terus ada di tahun 2011 dan bahkan tahun-tahun sesudahnya karena untuk membuat cadangan emas Rusia dan China mendekati rata-rata negeri barat saja, Rusia membutuhkan tambahan cadangan sekitar 1,000 ton sedangkan China masih membutuhkan tambahan sekitar 3,000 ton lagi. Demand emas akan terus tinggi , sementara supply relatif tidak banyak perubahan.

2) Movement Away From US$

Tahun 2009, China , Rusia dan Perancis diduga secara diam-diam telah mulai meninggalkan US$ untuk perdagangan minyaknya dengan negeri-negeri Arab. Tahun 2010 lalu, secara resmi Rusia dan China mengakui bahwa mereka tidak lagi menggunakan US$ untuk perdagangan bilateral antar kedua negara – tidak terbatas pada perdagangan minyak saja.

Ini memberikan sinyal kuat ke seluruh dunia bahwa untuk perdagangan antar negara, penggunaan US$ tidak lagi menjadi suatu keharusan. Bila International Demand terhadap US$ menurun – sementara US$ supply terus digenjot melalui Quantitative Easing – maka jelas harga barang-barang dalam US$ akan melonjak karena daya beli US$ yang turun.

3) China

Di China bukan hanya pemerintah melalui bank central-mya yang getol menaikkan cadangan emasnya. Rakyatnya-pun di dorong dan dipermudah oleh pemerintahnya untuk membeli emas. Dengan penduduk yang mencapai lebih dari 1.3 milyar jiwa dan dengan tingkat penghasilan yang terus meningkat, maka demand emas dari China akan terus mengkatrol harga emas ke atas.

4) The Aging Population in US

“Baby boomers” yaitu ledakan penduduk yang lahir di Amerika paska Perang Dunia II tahun 1946 s/d 1963 berangsur-angsur memasuki usia pensiun. Amerika sedang menghadapi meningkatnya jumlah penduduk yang pensiun ini. Sedangkan jumlah tenaga kerja paska baby boomers ini cenderung menciut jumlahnya.

Artinya adalah akan semakin banyak jumlah orang pensiun – yang memerlukan dukungan dana pemerintah untuk mendanainya – sementara kontributor terhadap pendapatannnya dari pajak perorangan akan cenderung menurun karena jumlah pekerja yang semakin sedikit. Untuk membiayai para pensiunan yang lebih banyak ini pemerintah tidak ada cara lain kecuali ‘mencetak uang dari awang-awang’. Unfunded liability pemerintah yang terus membengkak dibarengi dengan pencetakan uang secara besar-besaran – pasti berdampak pada penurunan daya beli US$ yang terus menerus.

Menurut catatan Nick Barisheff ini, lima mata uang terbesar dunia termasuk US$ telah kehilangan 70%-80 % daya belinya terhadap emas selama 10 tahun terakhir. Emas sejatinya bukan terus naik harganya, tetapi mata uang yang dipakai membelinya-lah yang terus menyusut daya belinya.

5) Outsourcing

Industri besar Amerika yang beberapa diantaranya sekarang masih menguasai dunia seperti komputer , notebook, handphone misalnya, mereka memilih memproduksi barangnya dengan cara meng-outsource-kan produksinya ke negara lain yang lebih murah cost of production-nya. Dampaknya negeri itu akan terus kehilangan banyak lapangan kerja.

Dampak berikutnya ketika orang tidak bekerja adalah mereka juga mengurangi konsumsi barang dan jasa. Jadi system outsourcing yang kini semakin popular di Amerika dan bukan hanya pada bidang manufacturing tetapi juga melanda bidang-bidang jasa sperti accounting services, administration, data entry, call centre dlsb. akan secara berlipat ganda berdampak pada GDP negeri itu.

Ketika GDP tidak lagi tumbuh atau bahkan turun, maka tumpukan hutang negeri itu akan semakin menggunung dan uangnya akan semakin berkurang daya belinya.

6) Peak Oil

Yang dimaksud dengan Peak Oil adalah tingkat produksi minyak yang telah mencapai puncaknya dan akan menurun setelah itu. Peak Oil ini sudah terjadi di beberapa sentra produksi minyak dunia seperti AS , Alaska dan North Sea. Sentra-sentra produksi lainnya akan segera mrenyusul.

Meksiko misalnya yang sekarang menjadi salah satu supplier terbesar minyak Amerika, beberapa tahun mendatang tidak akan lagi bisa mengekspor minyaknya. Sebaliknya mereka malah akan butuh impor minyak untuk menopang ekonominya sendiri. (Ini mirip Indonesia yang sudah lebih dahulu menjadi net importer untuk minyak, meskipun untuk energi secara keseluruhan - termasuk didalamnya gas dan panas bumi - Indonesia masih net eksporter).

Walhasil secara keseluruhan dari 6 trend hasil pengamatan dan analisa yang dilakukan oleh pelaku ekonomi barat sendiri seperti Nick Barisheff ini, kita bisa simpulkan bahwa masa depan Amerika dengan US$-nya sedang memasuki era doomy gloomy - era masa depan suram menyerupai kiamat – sepertinya there is no tomorrow for US$ !. Menjelang ajalnya US$ tetap ada dan tetap bisa untuk membeli barang dan jasa, tetapi apapun yang dibeli dengan US$ akan terus melonjak harganya – termasuk tentu saja emas. Wa Allahu A’lam.

Bijak Berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas ...

Oleh Muhaimin Iqbal  

Hari-hari ini harga emas lagi rendah, harga internasionalnya dalam US$ berada di kisaran US$ 1,371/Oz atau mengalami penurunan sekitar 3.5% dalam perdagangan sepekan terakhir dibandingkan dengan penutupan akhir tahun 2010 pekan lalu yang berada di kisaran US$ 1,421/Oz. Hal ini bisa menyakitkan bagi yang mulai terjun di emas ini pada periode harga tinggi sampai akhir tahun lalu. Itulah sebabnya di situs ini selalu kami sajikan trend jangka pendek sampai jangka panjang, mulai dari 24 jam (sehari semalam), sepekan, sebulan, setahun sampai 10 tahun.

Maksud dari grafik-grafik tersebut adalah agar pengguna Dinar dapat melihat kinerja nya dalam time horizon yang bervariasi. Grafik harian sampai grafik tahunan bersifat dinamis – real time ; sedangkan grafik 10 tahunan-an diambil rata-rata tahunan untuk masing-masing tahun – inipun bergerak dinamis karena tahun terakhir (pasti belum genap setahun) angkanya akan terus berubah.

Apa pentingnya memahami time horizon ini kaitannya dengan keputusan Anda untuk memasukkan emas dalam portfolio investasi Anda ?. Berikut penjelasannya :

Bila uang yang Anda investasikan tersebut akan diperlukan kurang dari setahun lagi, maka investasi emas akan cukup berisiko rugi . Grafik pertama berikut adalah contohnya.
 

Contoh Trend Setahun...

Peluang rugi ini akan menjadi lebih besar lagi kalau uang tersebut lebih cepat lagi akan digunakan – misalnya 6 bulan seperti dalam contoh grafik kedua di bawah.


Contoh Trend 6 Bulan...

Fungsi investasi dan proteksi nilai atas tabungan emas yang merupakan hasil jerih payah Anda, baru akan terasa efektifitasnya – dan kecil kemungkinannya untuk rugi - bila time horizon Anda relatif panjang misalnya 3 tahun seperti dalam contoh grafik ketiga dibawah.


Contoh Trend 3 tahun...

Emas benar-benar terbukti ampuh dalam memberikan proteksi nilai – sekaligus juga investasi yang sangat menarik bila time horizon Anda benar-benar panjang – misalnya 10 tahun seperti pada contoh grafik ke 4 dibawah.

 Contoh Trend 10 Tahun...

Jadi dari gerakan harga emas 10 tahun terakhir yang saya sajikan dalam empat grafik tersebut diatas, emas atau Dinar akan cocok untuk instrumen investasi dan proteksi nilai yang terkait dengan biaya sekolah anak-anak sampai lulus perguruan tinggi , biaya pergi haji yang kini antriannya semakin panjang, biaya pemeliharaan kesehatan di hari tua, perencanaa pensiun dan kebutuhan lain yang bersifat jangka panjang.

Sebaliknya emas atau Dinar tidak kita rekomendasikan untuk spekulasi jangka pendek yang time horizon-nya kurang dari 12 bulan.

Mencegah Kelaparan, Mengatasi Kemiskinan dan Membangun Kemakmuran : Kita Kudu Bisa ...!

Oleh Muhaimin Iqbal
 
Saya mungkin termasuk sedikit warga Depok yang beruntung, dalam arti bisa berkomunikasi dan mencurahkan uneg-uneg saya ke pemimpin saya di Depok – yaitu walikota Depok Bpk Dr. Ir. Nurmahmudi Ismail Msc – hampir setiap kali saya membutuhkannya. Pagi ini habis sholat subuh di Masjid kompleks kami, sekali lagi saya berkesempatan menyampaikan segala uneg-uneg saya terkait kelaparan yang saya tulis di situs ini dua hari terakhir. Hasil diskusi ini saya share kepada pembaca sekalian, agar menjadi renungan dan dorongan untuk bisa meningkatkan amal shaleh kita bersama.

Oleh-oleh yang sangat berarti bagi pemahaman saya tentang kemiskinan di daerah saya adalah informasi dari beliau bahwa PDB Depok tahun lalu berada di kisaran Rp 14 trilyun, dan jumlah penduduk Depok ada di kisaran 1.7 juta jiwa. Ini sangat mengejutkan saya terus terang karena berarti pendapatan per kapita Depok hanya berada di kisaran angka Rp 8.2 juta per kapita per tahun – atau hanya seperempat dari pendapatan per kapita rata-rata di Indonesia tahun 2009 yang saya sajikan melalui tulisan tanggal 22 Juli 2010 dengan judul Jalan Yang Mendaki Lagi Sukar !.

Angka tersebut nampaknya juga sangat mengejutkan beliau sendiri manakala angka ini saya konversikan ke nisab zakat yang 20 Dinar atau sekitar Rp 34 juta. Rata-rata penduduk Depok ternyata hanya berpendapatan per kapita di kisaran 24% nisab zakat !.

Apakah ini berarti penduduk Depok jauh lebih miskin dari rata-rata penduduk Indonesia pada umumnya ?. Tidak persis demikian, rata-rata penduduk Depok mungkin sama miskinnya dengan penduduk Indonesia pada umumnya atau sedikit lebih miskin dari daerah-daerah yang kaya. Lantas siapa di Indonesia yang kaya kalau begitu ?. Disinilah rupanya akar dari permasalahan kemiskinan itu.

Berdasarkan data dari riset tidak resmi PBB yang saya kutip di situs ini tanggal 28 Juni 2009 dalam judul tulisan Uang Yang Menimbulkan Ketimpangan Global, antara lain terungkap bahwa 50 % kemakmuran dunia dikuasai oleh 2 % penduduk dunia. Karena system ekonomi berbasis uang kertas yang sama diterapkan di seluruh dunia, maka distribusi 50% kemakmuran untuk 2% penduduk tersebut asumsi saya juga merata di seluruh dunia – termasuk di negeri tercinta kita Indonesia.

Dengan asumsi ini, marilah kita sekarang berhitung sebagai berikut :

· PDB Indonesia tahun 2010 berdasarkan data IMF adalah US$ 695 Milyar; berdasarkan Bank Dunia US$ 540 Milyar dan berdasarkan CIA berada di angka US$ 539 Milyar. Bila di rata-rata dari tiga sumber tersebut, maka PDB Indonesia tahun 2010 adalah berada di kisaran US$ 591 Milyar.

· Angka ini setara dengan Rp 5, 442 trilyun bila kita asumsikan rata-rata nilai tukar sepanjang 2010 adalah Rp 9,200/US$.

· Berdasarkan sensus penduduk 2010, kini jumlah penduduk di Indonesia ada 237,556,363.

· Maka pendapatan perkapita rata-rata penduduk Indonesia tahun 2010 berada di kisaran Rp 22.9 juta.

· Angka tersebut bila dikonversikan ke nishab zakat menjadi 67 % dari nisab zakat.

Tetapi nanti dahulu, 67% dari nisab zakat tersebut adalah apabila kita berasumsi adanya penyebaran yang relatif merata dari sisi pendapatan. Kenyataannya adalah 50% pendapatan dikuasai oleh 2% penduduk – berdasarkan riset tidak resmi bank Dunia tersebut diatas. Maka harus kita keluarkan dahulu yang 50% dari PDB tersebut untuk 2 % penduduk super kaya Indonesia. Hasilnya akan sebagai berikut :

· PDB untuk 98% penduduk adalah 50% x Rp 5,442 trilyun menjadi Rp 2,721 trilyun.

· 98% penduduk adalah 98%x 237,556,363 jiwa atau 232,805,236 jiwa

· Maka pendapatan perkapita 98% penduduk Indonesia berada di kisaran Rp 11.7 juta.

· Angka ini bila dikonversikan ke nisab zakat menjadi 34 %.

Kita sekarang bisa melihat, bahwa pendapatan per kapita penduduk Depok yang sekitar Rp 8.2 juta atau 24% dari nishab zakat – sudah tidak lagi terlalu jauh dengan pendapatan per kapita 98% penduduk Indonesia yang berada di kisaran Rp 11.7 juta atau 34 % dari nisab zakat.

Saya katakan tidak terlalu jauh karena penduduk Depok yang sangat padat di daerah yang relatif tidak memiliki sumber kekayaan alam yang berarti. Daerah-daerah yang makmur di Indonesia adalah daerah dimana sumber kekayaan alamnya tinggi – dan penduduknya sedikit.

Namun angka manapun yang kita pakai apakah yang 24% nisab zakat untuk penduduk Depok atau 34% nisab zakat penduduk Indonesia – sesungguhnya secara umum negeri ini masih sangat jauh dari standar kemakmuran menurut Islam yang ukurannya antara lain adalah nisab zakat tersebut.

Walhasil inilah tanggung jawab kita semua, inilah ladang amal Islami yang bisa menjadi peluang siapa saja yang mau berjuang di dalamnya. Kalau pergerakan ekonomi syariah sekarang ini sering di persepsikan identik dengan bank syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah dlsb. maka tantangan ekonomi syariah yang sesungguhnya adalah memecahkan masalah kemiskinan ini dengan segala macam sumber daya yang ada dan berkembang di zaman ini.

Berangkat dari kesadaran ini, secara bertahap bersamaan dengan sudah meluasnya pemahaman dan ketersediaan Dinar di masyarakat – situs ini akan kami metamorphosa-kan kearah aplikasi dan solusi ekonomi syariah dalam arti yang luas – mencegah kelaparan, mengatasi kemiskinan dan membangun kemakmuran.

Kita tidak akan lagi mendorong atau mempromosikan ke orang untuk memiliki atau berinvestasi Dinar dalam jumlah banyak, tetapi kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan cara-cara bagaimana harta yang banyak dari segelintir orang yang kaya di negeri ini bisa berputar seluasnya. Bukan berputar untuk yang kaya saja.

Inilah salah satu saripati dari ekonomi syariah seperti dalam firmanNya : “...supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu....” (QS 59 :7). Kalau saja ayat ini menjadi landasan untuk kebijakan pengembangan ekonomi kita, insyaAllah tidak akan ada ketimpangan 50% harta untuk 2 % penduduk sedangkan yang 98%-nya berebut untuk mendapatkan 50%.

Siapa yang akan bisa berjuang dan berbuat kearah tersebut ?, saya dan Anda melalui kapasitas kita masing-masing, disamping terus juga kita berusaha me-lobi para pemimpin-pemimpin kita untuk juga sedapat mungkin memfasilitasinya dengan kapasitas mereka.

Semoga Allah memudahkan jalanNya bagi kita untuk beramal yang diridloiNya !. Amin.
Top Bottom