the Golden Dinar News ::....:: 110 WNI di Miyagi Menunggu Dievakuasi ::..GD..:: Gempa disebabkan bertumbuknya lempeng tektonik Pasifik dan Amerika Utara::..GD..:: Beredar Info Lewat Internet, Ada Awan Beracun di Jepang ::..GD..:: Gawat! Industri Otomotif di Jepang Berhenti Beroperasi::..GD..:: Akbar: SBY Patut Jelaskan ke Publik Soal Tuduhan WikiLeaks ::..GD..:: Korban Tewas Tsunami Jepang Bisa Lebih 10 Ribu Jiwa::..GD..:: Soal WikiLeaks, Ada Pemasok Informasi dari Lingkaran Istana::..GD..:: ‘Kalah’ Melawan Alquran, Dr Jeffrey Lang Menerima Islam ::..GD..:: Ginandjar: Indonesia Patut Belajar dan Bantu Jepang ::..GD..:: Terbitkan Kartun Tsunami, Media Malaysia Akhirnya Minta Maaf ::..GD..:: Rp 1 Triliun, Kerugian Banjir Bandang di Tangse ::..GD..::

The Golden Dinar

  • Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh......

    Meskipun seluruh tulisan dan analisa di web ini adalah produk dari kajian yang hati-hati dan dari sumber-sumber yang umumnya dipercaya di dunia bisnis, pasar modal, pasar komoditi dan pasar uang dlsb.; kami tidak bertanggung jawab atas kerugian dalam bentuk apapun yang ditimbulkan oleh penggunaan analisa dan tulisan di web ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Menjadi tanggung jawab pembaca sendiri untuk melakukan kajian yang diperlukan dari sumber web ini maupun sumber-sumber lainnya, sebelum mengambil keputusan-keputusan yang terkait dengan investasi emas, Dinar maupun investasi lainnya.

    Semoga Allah SWT memudahkan langkah dalam mensyi'arkan Dinar-Dirham di Nusantara ini. Amiin.

Profil

Foto saya
Cilegon, Banten, Indonesia
The Golden Dinar : merupakan web support Gerai Dinar Indonesia. Kami membangun jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Tujuan kami adalah memasyarakatkan Dinnar-Dirham di Nusantara.

Dinar emas memiliki 3 fungsi : sebagai alat tukar, timbangan yang adil dan perlindungan nilai. Dinar emas untuk membangun ketahanan ekonomi dan memakmurkan umat tetapi tidak untuk ditimbun !

Jam Hari Kerja : 08.00 - 17.00 (BBWI) ; Senin - Jum'at (kecuali hari libur nasional).

Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi kami di menu Kontak.

Gajian Setiap Se-Per Sekian Detik, Mau…?.

Oleh Muhaimin Iqbal

Waktu saya kecil, orang tua di kampung yang petani ‘gajian’ setiap musim panen dua atau tiga kali setahun. Ketika saya memasuki dunia kerja seperti umumnya pegawai atau pekerja saya digaji per bulan. Saudara-saudara saya yang profesinya sebagai dokter mereka ‘digaji’ per tindakan atau per pasien. Teman-teman saya yang menekuni profesi lainnya seperti lawyer atau konsultan mereka ‘digaji’ per jam atau per kasus. Yang saya amati adalah, semakin pendek siklus ‘gajian’ seseorang akan cenderung semakin makmur dia.

Tetapi waktu saya sebagai pegawai masih ada sedikit kelebihan dibandingkan saudara saya yang dokter maupun teman yang lawyer, yaitu ketika saya cuti, sakit dlsb. – argo gaji saya tetap jalan. Sedangkan dokter , lawyer dan konsultan (yang bukan pegawai), argo ‘gaji’ mereka berhenti ketika mereka tidak bekerja, tidak melayani pasien atau tidak menangani kasus.

Lantas bagaimana sekarang menggabungkan keduanya, yaitu agar argo gaji jalan terus baik kita lagi bisa bekerja ataupun tidak – sekaligus juga mempercepat siklus ‘gajian’ kita. Bukan lagi per bulan, per kasus, per jam atau per tindakan, tetapi per detik atau bahkan se-per sekian (0.000…1) detik…?.

Jawaban untuk ini saya peroleh dari dua sumber yaitu sumber yang bersifat ilahiyah dan sumber yang bersifat ilmiah. Sumber yang bersifat ilahiyah Al-Qur’an maupun al Hadits begitu banyak yang memerintahkan agar harga kita berputar – dalam bahasa ilmiahnya ‘diinvestasikan’. Keuntungan harta yang ‘diputar’ dalam bentuk infaq misalnya bukan hanya seratus atau duaratus persen, tetapi bisa 70,000% (700 kali !) atau bahkan lebih, belum lagi yang tersimpan dalam bentuk ‘tabungan’ untuk akhirat nanti.

Sumber yang sifatnya ilmiah yang paling mudah saya cerna adalah dari penulis buku best seller yang sangat kondang yaitu Robert T. Kiyosaki khususnya dari buku dia yang berjudul Conspiracy of The Rich – The 8 New Rules of Money. Salah satu dari 8 rules yang dia perkenalkan ini adalah tentang kecepatan uang berputar. Anda dan saya dapat ‘gajian’ se-per sekian detik dan terus mendapatkan ‘gaji’ tersebut baik kita lagi bekerja ataupun lagi berlibur – bila kita adalah investor ataupun pemilik business yang berjalan dengan baik dan berputar terus menerus 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun (24/7/365).

Bayangkan kalau Anda pemilik merk McDonald misalnya, ‘gaji’ Anda akan mengalir terus ke kantong Anda setiap kali orang di belahan dunia manapun menikmati burger dari jaringan restaurant yang menggunakan merk Anda. Bila Anda pemilik Amazon misalnya, ‘gaji’Anda mengalir terus setiap kali ada buku yang ditransaksikan di system Anda. Maka tidak heran Bill Gates menjadi orang terkaya di dunia karena setiap orang dibelahan dunia manapun menggunakan software Microsoft, uangnya sebagian mengalir ke kantong ‘gaji’ dia.

Memang tidak harus segede McDonald, Amazon ataupun Microsoft tetapi kitapun bisa mulai merintis project business yang akan mengantar kita nantinya ‘gajian’ setiap se-per sekian detik. Caranya ?, Menurut Robert T. Kiyosaki dalam bukunya tersebut diatas antara lain rahasianya adalah dari (belajar) jualan. Sukses yang dia capai sekarang dimana bukunya diterjemahkan ke 50-an bahasa dan dijual di seratus lebih negara – adalah dimulai ketika dia belajar jualan Xerox sekian puluh tahun lalu.

Orang ataupun negara menjadi miskin bila dia tidak memiliki sesuatu untuk dijual ataupun tidak tahu bagaimana menjualnya. Bahkan negarapun bisa bangkrut bila dia menjual lebih sedikit dari yang dia beli, lihat problematika krisis di Amerika vs China misalnya. Amerika membeli jauh lebih banyak ketimbang yang dia bisa jual sehingga sudah belasan tahun ini neraca perdagangan mereka defisit. Sebaliknya China meskipun penduduknya yang terbesar di dunia – mereka mampu ‘ memberi makan’ hampir keseluruhannya (hanya kurang dari 4% yang menganggur !) karena mereka pandai sekali menjual produk-produk mereka ke seluruh dunia !.

Tidak heran bila uswatun hasanah kita Rasulullah SAW-pun adalah seorang yang sangat pandai berjualan. Beliau sudah menjadi pedagang lintas negara ketika beliau masih sangat muda.

Mari kita ikuti jejak beliau dalam segala hal termasuk dalam kepandaian jualan tersebut karena bisnis apapun yang hendak kita tekuni, jualan inilah ujung tombaknya. Siapa tahu diantara kita ada sesuatu potensi yang nantinya bisa ‘dijual’ keseluruh dunia dan kita bisa menikmati ‘gaji’ kita setiap seper sekian detik…Amin.

Pasar Di Era Informasi : Milik Anda-kah?.

Oleh Muhaimin Iqbal

Sampai pertengahan tahun 2010 ini, Indonesia menduduki nomor urut ketiga dalam pengguna facebook dunia dengan jumlah pengguna 25.9 juta orang. Hanya sedikit dibawah nomor urut kedua yaitu Inggris dengan jumlah pengguna 26.5 juta. Nomor satu tentu Amerika sendiri yang mencapai 125.9 juta pengguna. Dengan jumlah tersebut Indonesia berkontribusi kurang lebih 6 % dari seluruh pengguna facebook dunia yang mencapai 428.5 juta. Apa makna dari angka-angka tersebut sesungguhnya ?. Bahwa tanpa kita sadari Indonesia telah menjadi pasar era teknologi informasi yang amat sangat besar – yang boleh dibilang nomor 3 terbesar di dunia bila kita gunakan jumlah pengguna facebook sebagai tolok ukur atau benchmaker-nya.

Pasar adalah tempat berputarnya uang, tempat bertemunya penjual dan pembeli. Lantas siapa yang mendapat manfaat dari adanya sebuah pasar ?, ya tentu yang mengendalikan pasar itu. Itulah sebabnya Rasulullah SAW-pun mengajari kita umatnya untuk membangun dan mengendalikan pasar ini.

Mungkin Anda berpikir bahwa toh selama ini gratis menggunakan situs seperti facebook ini, jadi seolah mereka tidak menjadikan kita-kita pasarnya. Secara individu memang tidak secara langsung mereka mengambil uang dari kita. Tetapi secara kolektif , penduduk negeri ini berkontribusi sangat besar pada pendapatan facebook.

Situs seperi facebook, income mereka mereka adalah dari iklan. Maka jumlah pengguna menjadi modal utama yang menentukan berapa banyak mereka akan mendapatkan income-nya. Pendapatan mereka tahun ini akan mencapai lebih dari US$ 1 Milyar atau sekitar Rp 9 trilyun. Bila dianggap rata-rata kontribusi jumlah pengunjung sama dengan kontribusi pendapatan iklan, maka pengguna facebook di Indonesia berkontribusi sekitar Rp 54 Milyar pada pendapatan mereka.
Kecilkah jumlah ini ? mungkin memang tidak terlalu besar bila kita hanya melihat facebook yang memanfaatkan kita sebagai pasarnya. Tetapi diluar itu kan masih ada google, yahoo dan berbagai situs besar lainnya yang tanpa kita sadari juga menyedot uang keluar dari negeri ini dengan kecanggihan business model mereka.

Lantas dengan demikian apakah kita tidak perlu menggunakan facebook, google, yahoo dlsb ?. tidak harus juga demikian, karena bagaimanapun kita juga ikut mendapatkan manfaat dari kreatifitas mereka ini. Namun yang ingin saya tekankan disini adalah mengapa mesin-mesin penyedot uang nan canggih seperti facebook, google, yahoo dlsb. tersebut tidak atau belum lahir di negeri ini.

Saya ingin mendorong anak-anak muda yang cerdas dan kreatif di negeri ini untuk mengambil peran lebih dalam perebutan pasar di era teknologi informasi yang selama ini masih di dominasi oleh pemain-pemain seperti facebook, google, yahoo dlsb. Saya sendiri mungkin sudah tidak ‘nyandak’ (tidak sampai) dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat, namun karena lebih dahulu dan lebih lama terjun di dunia bisnis dan investasi – insyaAllah saya bisa berkontribusi dalam ikut memberikan visi yang terkait dengan pasar di era informasi ini.

Bila Anda adalah anak muda yang cerdas, penuh ide dan menguasai teknologi informasi – kami mengundang Anda untuk menyampaikan ide-ide Anda; agar sekian tahun dari sekarang lahir bisnis-bisnis kreatif sekaliber google, facebook dlsb. Agar pasar di era informasi ini menjadi milik kita, agar kita bisa meyedot uang-uang dunia masuk ke negeri ini tanpa mereka sadari dan bukan sebaliknya seperti yang terjadi selama ini.

Tertarik ?, silahkan hubungi kami di menu kontak situs ini.

The Golden Dinnar

La Dharara Wa La Dhirara: Agar Harimau Tidak Menerkam Kita Dari Belakang...

Oleh Muhaimin Iqbal

Alkisah ada dua orang laki-laki berjalan di tengah hutan, orang yang pertama bertanya kepada yang kedua : “seandainya tiba-tiba ada harimau datang mau menerkam kita, apa yang akan engkau lakukan ?”. Yang kedua menjawab : “saya akan berlari kencang mengalahkanmu !”. Orang yang pertama heran dengan jawaban yang mengagetkan tersebut, bertanya lagi : “mengapa engkau hanya akan berlari mengalahkanku ?.” Yang kedua menjawab : “Iya, karena bila aku dapat berlari mengalahkanmu, harimau akan cukup puas dengan menerkammu dan tidak perlu lagi mengejarku !”.

Kemudian orang kedua ganti bertanya : “lha kamu sendiri apa yang akan kamu lakukan ?”. Yang pertama menjawab : “Saya akan mengajakmu bersama-sama menghadapi harimau tersebut. Karena harimau hanya akan menerkam dari belakang, strategi kita adalah kita padukan punggung-punggung kita – sehingga dari manapun dia datang – dia akan menghadapi salah satu wajah kita, dia tidak akan berani menerkam kita…”.

Tahukah Anda siapa orang pertama dan siapa orang kedua tersebut ?. Yang pertama adalah ekonomi syariah sedangkan yang kedua adalah ekonomi kapitalis. Dalam pinsip dasar ekonomi syariah ada istilah la dharara wa la dhirara yang artinya kurang lebih tidak membahayakan diri sendiri dan tidak pula membahayakan orang lain. Dalam ekonomi kapitalis mereka berprinsip pada survival of the fittest – yang dikembangkan dari teori Darwin yang kontroversial itu – tidak mengapa orang lain dalam bahaya asal dirinya sendiri selamat !.

Dengan prinsip survival of the fittest inilah bisnis retail kebutuhan sehari-hari kita di dominasi oleh dua nama saja – bahkan sampai ke pelosok-pelosok negeri. Dengan prinsip yang sama jutaan petani tebu dan pekerja gula kita akan kehilangan lapangan pekerjaannya karena produk mereka tidak akan mampu bersaing dengan serbuan produk dari luar. Sektor-sektor ekonomi lainnya kurang lebih juga menghadapi ancaman yang sama.

Lantas bagaimana para ekonom , pemikir dan pelaku ekonomi syariah harusnya bertindak menyikapi serbuan kekuatan kapitalisme global yang siap menerkam pasar di negeri yang berpenduduk sekitar 240 juta jiwa dan mayoritasnya muslim ini ?. Ya seperti strategi yang disampaikan oleh orang pertama tersebut diatas.

Kita harus dapat melihat ancaman kapitalisme global ini sebagai ancaman bersama, kita harus dapat menyatukan punggung-punggung kita sehingga wajah-wajah kita dapat melihat ke seluruh penjuru. Darimanapun datangnya ancaman itu, kita harus dapat melihatnya sebelum ancaman itu bener-bener menerkam kita. Karena kita dapat melihat ke segala penjuru pula, maka kita akan selalu dalam kondisi siaga dan selalu dapat bertindak antisipatif.

Bagaimana konkritnya ?, pembelajaran dan perjuangan ekonomi yang berbasis syariah tidak cukup pada bidang-bidang seperti perbankan, asuransi, pasar modal dan sejenisnya, tetapi ke seluruh aspek kehidupan. Ingat bahwa kapitalisme mencaplok eknomi negeri ini tidak hanya melalui perbankan, asuransi dan pasar modal. Mereka mencaplok dan mengkunyah-kunyah ekonomi negeri ini melalui industri retail, telekomunikasi, media, teknologi, energi, produk pangan, produk pertanian dan pendek kata hampir keseluruhan produk barang dan jasa yang kita perlukan sehari-hari.

Lantas dari mana kita memulainya ?, yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun adalah ya dari tempat kita berdiri masing-masing sekarang. Bila kita adalah konsumen, mulailah berpihak pada produk-produk dari saudara-saudara kita. Bila Anda pelaku bisnis di industri tertentu, perhatikan industri Anda – insyaallah Anda akan dapat melihat mana-mana yang bersikap seperti orang yang pertama dalam contoh tersebut diatas dan mana-mana yang bertindak seperti orang kedua – dengan demikian Anda akan dapat membedakan mana yang lebih dekat ke yang syar’i dan mana yang lebih dekat ke yang kapitalis. Setelah Anda mampu membedakannya, Anda akan tahu kepada yang mana Anda akan berpihak.

Bila Anda memerlukan panduan lebih lanjut untuk aplikasi perjuangan ekonomi syariah dibidang Anda masing-masing, insyaallah team kami yang multi disiplin siap membantu semaksimal mungkin yang kami bisa – selebihnya kita bisa belajar bareng menyatukan punggung-punggung ini.

Maka kalau ada istilah yang sudah popular namun kurang bermakna “ ini dadaku, mana dadamu…”, kini istilah tersebut ingin kita ganti yang lebih bermakna dan berdampak “ini punggungku, mana punggungmu…”. Agar kita bisa saling menutupi kekurangan yang satu dengan kelebihan yang lain, agar ‘harimau’ kapitalisme tidak menerkam kita dari belakang…

Semoga Allah menyatukan hati-hati kita semua untuk bersama-sama berjuang di jalanNya …Amin.
Top Bottom